Dibalik Aplikasi Elsimil, Mengejar Calon Pengantin Demi Turunkan Prevalensi Stunting

 

AMBON, BKKBN --- Penyuluh Keluarga Berencana (PKB/PLKB) memiliki peran penting dalam menyebarluaskan informasi, edukasi dan komunikasi yang baik di masyarakat tentang program  Pembangunan Keluarga, Kependudukan, Keluarga Berencana (Bangga Kencana).

Dalam hal ini tak luput juga perhatian kita atas peran Tim Pendamping Keluarga (TPK). TPK dan PKB  tentu berjalan beriringan, saling mengisi dan melengkapi dalam menjalankan upaya pencegahan stunting. Keberhasilan TPK dalam melaksanakan tugas  tak lepas dari peran dan dukungan PKB.

Dikenal dengan nama panggilan bu Ina dan bu Eka. Mereka sosok PKB yang memiliki wilayah binaan di Desa Halong dan Desa Soya, dan sepakat mengklaim bahwa   TPK di wilayahnya sudah bekerja dengan baik dan maksimal walau capaian Elsimil masih belum seperti  diharapkan.

Elsimil adalah aplikasi Siap Nikah dan Hamil yang diharapkan diisi oleh calon pengantin (catin). Tentunya, soal kesehatan tertentu mereka. Sehingga pada saat hamil dan melahirkan, bayi dan ibu dalam kondisi sehat. Di antaranya bayi terbebas dari potensi stunting.

Sayangnya, gerakan mengisi aplikasi Elsimil masih enggan dilakukan catin. Lebih karena ketidaktahuan mereka akan manfaat data Elsimil.

Untuk itu, pemanfaatan  Elsimil yang belum maksimal tentu harus lebih dimasifkan.  Mengingat stunting harus dicegah dari hulu.  "Kita harus mengejar calon pengantin untuk dicatatkan data dan perkembangan kesehatannya di aplikasi Elsimil untuk selanjutnya dapat dilakukan pemantauan. Dengan harapan generasi yang kelak dilahirkan tidak mengalami stunting,” ujar  bu Ina, yang di-iya-kan bu Eka ketika mereka bersama menghadiri  sebuah pertemuan, belum lama ini.

Penguatan memang terus dimaksimalkan oleh PKB dalam mendampingi TPK. Ibu Eka dan ibu Ina bahkan menajamkan pendapatnya dengan menuturkan bahwa berbagai upaya terus dilakukan agar anggota TPK dapat mengupgrade pengetahuan mereka dengan terus belajar.

Setiap bulan akan diadakan pertemuan dengan TPK yang beranggotakan tiga orang (bidan, kader PKK, kader KB) yang diadakan di balai KB atau dimanapun saat mereka membutuhkan.

“Dalam pertemuan  kita merefresh, berbagi pengetahuan dan melakukan curhat tentang masalah-masalah yang dihadapi di lapangan untuk dapat dicarikan jalan keluar. Misalnya, jika terjadi masalah penginputan pada aplikasi Elsimil, TPK akan diberikan pembelajaran. Dengan sabar PKB mengajarkan tahap demi tahap penginputannya," ujar bu Ina.

Bahkan ketika terjadi masalah paket data habis, jaringan internet terganggu pun PKB tetap memberikan jalan keluar  dengan mempersilahkan TPK  datang ke balai KB untuk menggunakan fasilitas internet agar data  yang sudah dimiliki  TPK tetap bisa terinput sebagaimana mestinya.

WhatsApp grup juga terus di optimalkan penggunaanya sebagai media komunikasi dalam membina hubungan yang intens dengan TPK di wilayah binaan PKB. Jadi, tidak ada kata menyerah dan banyak alasan dalam melakukan tugas dan tanggungjawab.

Namun ada kendala  kecil yang terkadang dihadapi PKB. Kendala kecil ini tentu bisa menjadi besar jika tidak ditangani segera. TPK yang memiliki latar belakang pekerjaan yang juga beragam dapat menjadi kendala penginputan ke dalam Elsimil.

Dengan alasan belum sempat input dan masih sibuk dengan pekerjaan, data yang diperoleh dikumpulkan saja oleh TPK tanpa diinput. Nah, disinilah PKB mengeluarkan jurus ekstra untuk tetap memotivasi TPK.

Bu Ina menuturkan, PKB harus tetap bisa mengingatkan dan terus memotivasi TPK yang mulai kendur semangatnya agar dapat semangat kembali. Sehingga  pencatatan, pelaporan dapat terus dilakukan dengan baik.

“Intinya di komunikasi saja sebenarnya. Ketika kita memberikan respon yang baik terhadap keluhan dan masalah serta diberikan jalan keluar, tentu mereka akan merasa senang sehingga performa mereka dalam bekerja akan ditingkatkan," tutur bu Eka.

PKB memang tidak boleh menyerah dengan tantangan. Program yang diusung bisa berjalan ketika ada tantangan. "Kita bisa mengkoreksi diri ketika menemukan kendala dan masalah. Dari masalah, kita kemudian belajar dan berbenah agar setiap pekerjaan kita menjadi berkah," tutup Eka.*

Penulis  : Rasidah HB

Editor    : Santjojo Rahardjo

Source : BKKBN

Posting Komentar

0 Komentar