MAKASSAR, BKKBN --- Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dokter Hasto, mengingatkan kembali bahwa akhir target SGD’s ada di tahun 2030. Salah satu indikatornya adalah pengentasan kemiskinan ekstrem, sehingga tidak ada kelaparan.
“Kemudian juga kehidupan yang sehat, di mana indikator yang paling sensitif dan menjadi bagian dari pengukuran tingkat derajat kesehatan suatu bangsa adalah angka kematian. Di antaranya adalah Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB),” ujar dokter Hasto.
Hal tersebut diungkapkannya pada saat memberikan arahan di Rapat Kerja Daerah (Rakerda) BKKBN tingkat Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2024, yang diadakan secara daring melalui Zoom Meeting dan secara luring di Swiss Belhotel, Makassar, Rabu (27/03/2024).
Dokter Hasto menyebut ada variabel lain yang sangat erat hubungannya dengan AKI dan AKB. Di antaranya adalah Total Fertility Rate (TFR), yang berarti jumlah rata-rata perempuan melahirkan di suatu wilayah.
Di Sulsel sendiri, Angka Kelahiran Total (TFR) tercatat di 2,22. “Artinya di Sulsel, setiap perempuan rata-rata melahirkan anak 2,22. Tentu ini sudah termasuk baik meskipun masih di atas rata-rata nasional yang besarnya 2,18,” paparnya.
Oleh karena itu, dirinya memohon dukungan segenap jajaran, lintas sektor, dan para mitra untuk mendukung program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, Keluarga Berencana (Bangga Kencana), di mana kontrasepsi masih terus digalakan.
Dokter Hasto menilai, jumlah anak di Sulsel masih cukup banyak. Sehingga perlu ditekan menjadi 2,1 sesuai target di tahun 2024. Kontrasepsi dinilai penting, karena kondisi Angka Tingkat Kelahiran Remaja (ASFR 15-19 Tahun) di Sulsel ada di angka 29,50.
“Jadi, kalau ada perempuan di Sulsel kita tanya apakah pernah melahirkan di usia 15-19 tahun, maka setiap 1000 orang ketemu 29 orang. Harapannya lebih rendah lagi, kalau bisa di bawah 20 orang,” kata dokter Hasto
Indikator-indikator di atas saling berkaitan, terbukti ketika TFR mencapai 2,2 maka AKI dan AKB lebih rendah dibandingkan provinsi-provinsi lain. Dari 100.000 kelahiran di Sulsel, terdapat 192 kematian ibu. Sedangkan dari 1000 kelahiran, terdapat 18,20 kematian bayi.
Dengan mengusung tema ‘Optimalisasi Bonus Demografi dan Peningkatan SDM Menuju Indonesia Emas 2045’, Rakerda ini bertujuan sebagai ajang diskusi guna membangun kesadaran dan komitmen bersama dalam menjawab tantangan pembangunan keluarga dan kualitas SDM di masa depan.
Selain itu juga merumuskan strategi pencegahan dan penurunan angka stunting dengan harapan penurunan signifikan pada 2025.*
Penulis: Fitri Aminatul Azizah
Editor: Santjojo Rahardjo
Source : BKKBN
0 Komentar