Karyawan Balai Diklat KKB Garut beserta tim Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Garut |
"Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah sebuah urgensi yang tidak bisa ditawar lagi, regulasi dan juga peraturan mengamanatkan lingkungan kerja untuk menerapkan K3." Demikian disampaikan Ridwan Nugraha, S.Sos, MPubAdmin, Kasubbag Tata Usaha Balai Diklat KKB Garut pada pembukaan video youtube Publikasi Pelatihan Kepemimpinan Pengawas BKKBN 2023 Kamis, 9 November 2023. "K3 dapat mendukung situasi perkantoran untuk menjadi aman, sehat dan nyaman" lanjut Ridwan.
Dalam rangkaian proses pelaksanaan Proyek Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Pengawas BKKBN 2023, berupa kegiatan Pengembangan Pelayanan Tata Usaha melalui Implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) perkantoran berbasis Manajemen Risiko, Balai Diklat KKB Garut telah melaksanakan Sosialisasi Tanggap Bencana dan Simulasi Kedaruratan pada tanggal 18 - 19 Oktober 2023 bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Dinas Pemadam Kebakaran (DAMKAR) Kabupaten Garut dan juga Tim Trainer dari Pro Emergency Garut
Kegiatan dimulai pada jam 09.00 WIB yang diawali dengan pembukaan oleh Kepala UPT Balai Diklat KKB Garut (Mayang Mariana, S.Psi, M.Si). Informasi yang disampaikan adalah terkait urgensi kegiatan Pengembangan Pelayanan Tata Usaha 'Melalui Implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) perkantoran berbasis Manajemen Risiko pada UPT Balai Diklat KKB Garut
Syam Sumaryana, SH, MH, Kabid Pencegahan Kebakaran pada Dinas Pemadam Kebakaran Garut |
"Mencegah kebakaran dapat dilakukan dengan berbagai upaya, seperti: Melakukan inspeksi dan pemeliharaan rutin terhadap sarana dan prasarana pemadam kebakaran. Mengelola dan menyimpan bahan-bahan yang mudah terbakar dengan baik." tandasnya.
Simulasi penanganan kebakaran |
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan simulasi dan praktek pencegahan serta penanganan kebakaran dengan menggunakan alat pemadam tradisional maupun APAR. Simulasi dipandu oleh Heri Susanto, SE (Kasi Pengurangan Risiko Kebakaran) serta Ridwan Ajiz, ST (Kasi Kesiapsiagaan Masyarakat dan Lembaga). Beberapa materi yang disampaikan adalah antara lain:
- Peserta dibekali pengetahuan tentang jenis-jenis alat pemadam kebakaran, cara kerja, dan cara penggunaannya. Alat pemadam kebakaran dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu alat pemadam kebakaran portable dan alat pemadam kebakaran mobile.
- Peserta dilatih untuk memadamkan kebakaran menggunakan alat pemadam kebakaran secara tradisional maupun menggunakan APAR. Peserta diberikan kesempatan untuk mencoba memadamkan kebakaran dengan berbagai jenis alat pemadam kebakaran.
- Peserta dilatih untuk melakukan evakuasi diri dan orang lain saat terjadi kebakaran. Peserta mempelajari jalur evakuasi, tempat berkumpul, dan tindakan apa yang harus dilakukan saat terjadi kebakaran.
- Peserta dilatih untuk melakukan tindakan darurat saat terjadi kebakaran, seperti menutup keran gas, mencabut stop kontak, dan mengisolasi area kebakaran.
Yanti Nurwanti, S.Sos., M.Si (Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Garut) |
Simulasi kesiapsiagaan bencana |
Simulasi Kesiapsiagaan Bencana |
Pengertian bencana: adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan serta penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam maupun nonalam, sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.Jenis-jenis bencana: dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu bencana alam dan bencana nonalam.Mitigasi bencana: adalah upaya untuk mengurangi risiko dan dampak bencana.Kesiapsiagaan bencana: Kesiapsiagaan bencana adalah upaya yang dilakukan untuk menghadapi bencana. Kesiapsiagaan bencana dapat dilakukan melalui tiga tahap, yaitu prabencana, saat bencana, dan pascabencana.
- Prabencana: melakukan persiapan fisik dan mental, menyusun rencana kesiapsiagaan bencana, melakukan simulasi kesiapsiagaan bencana, memastikan ketersediaan alat dan bahan untuk penanggulangan bencana
- Saat bencana: mengikuti arahan petugas, melakukan evakuasi dengan aman, enjaga keselamatan diri dan orang lain
- Pascabencana: membantu korban bencana, menjaga kebersihan lingkungan, melakukan pemulihan pascabencana
- BPBD Garut diharapkan dapat melakukan sosialisasi kesiapsiagaan bencana secara rutin di instansi pemerintah.
- UPT BPPKKB Garut dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan pegawainya tentang kesiapsiagaan bencana.
- UPT BPPKKB perlu melengkapi sarana dan prasarana kesiapsiagaan bencana, antara lain sistem peringatan dan petunjuk jalur evakuasi.
- UPT BPPKKB perlu membentuk tim kerja yang terlatih untuk mengelola kondisi kesiapsiagaan serta kondisi darurat bencana.
- UPT BPPKKB diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan pengetahuan pegawainya tentang kesiapsiagaan bencana.
- Peserta dibekali pengetahuan tentang jenis-jenis alat dan bahan penyelamatan, cara kerja, dan cara penggunaannya. Alat dan bahan penyelamatan dapat berupa alat alat evakuasi dan alat pertolongan pertama.
- Peserta dibekali pengetahuan tentang prosedur evakuasi saat terjadi bencana. Prosedur evakuasi adalah langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mengevakuasi diri dan orang lain saat terjadi bencana. Peserta mempelajari jalur evakuasi, tempat berkumpul, dan tindakan apa yang harus dilakukan saat terjadi bencana.
- Peserta dilatih untuk melakukan evakuasi saat terjadi bencana. Peserta akan untuk mengikuti prosedur evakuasi dengan benar dengan simulasi kondisi gempa bumi.
Simulasi Basic Life Support |
Bantuan Hidup Dasar (BHD) merupakan keterampilan penting yang harus dimiliki oleh setiap orang, baik petugas kesehatan maupun masyarakat umum. BHD dapat digunakan untuk menyelamatkan nyawa seseorang yang mengalami henti jantung atau henti napas.Prinsip-prinsip BHD, termasuk:
- Penilaian kesadaran
- Penilaian pernapasan
- Resusitasi jantung paru (RJP)
- Bantuan ventilasi
- Heimlich Manuver (situasi tersedak)
Setelah materi disampaikan, peserta diberikan kesempatan mempraktikan BHD sebagai berikut:
- Penilaian kesadaran: korban dinyatakan tidak sadar jika tidak merespons saat dipanggil, tidak membuka mata, dan tidak bergerak. Jika korban tidak sadar, segera lakukan penilaian pernapasan.
- Penilaian pernapasan: buka mulut korban dan periksa apakah ada gerakan dada. Jika tidak ada gerakan dada, korban dinyatakan tidak bernapas.
- Resusitasi jantung paru (RJP): RJP adalah tindakan yang dilakukan untuk mengembalikan denyut jantung dan pernapasan korban. RJP dilakukan melalui kompresi dada. Letakkan salah satu telapak tangan di bagian tengah dada korban, di antara puting susu. Letakkan tangan lainnya di atas tangan pertama, dengan jari-jari terkunci. Tekankan dada korban ke bawah sebanyak 100-120 kali per menit, dengan kecepatan 1-2 tekanan per detik.
Praktek dilanjutkan dengan simulasi Heimlich Maneuver:
- Posisi berdiri di belakang korban
- Lingkarkan kedua tangan di sekitar tubuh korban, di atas pusar. Pegang pergelangan tangan Anda sendiri dengan tangan satunya. Lakukan hentakan perut ke atas sebanyak 5 kali.
- Posisi berdiri di samping korban
- Berdiri di samping korban. Letakkan tangan Anda di atas pusar korban, dengan kepalan tangan di bawah tulang dada. Lakukan hentakan perut ke atas sebanyak 5 kali.
(KL)
0 Komentar